A. Pengertian
Angin yaitu udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan
udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara
yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang
rendah kesuhu udara yang tinggi.
Angin adalah sejumlah udara yang bergerak
dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah yang
disebabkan oleh perbedaan suhu, sinar matahari yang tidak merata, serta
perbedaan sifat panas dari permukaan daratan dan lautan. Angin memiliki variasi
dalam arah, kecepatan, kekuatan dan pengaruhnya.
Kata reeh atau riyah (angin)
disebut 14 kali dalam 14 bab pada Al-Quran. Beberapa darinya mengabarkan angin
menjadi rahmat untuk manusia dan pembawa kabar gembira, yakni berupa hujan yang
menghidupkan bumi dan mendukung pertumbuhan makhluk hidup. Namun, beberapa
dikirim untuk menghancurkan orang-orang yang sombong dan menentang Allah
kemudian memusnahkan mereka.
Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Sepantasnya seorang mukmin
mengambil pelajaran dengan keberadaan angin. Dengan angin, seorang hamba
mengetahui betapa agungnya Allah, zat yang mengatur angin. Dalam angin terdapat
pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan yang
menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.
Diaturnya angin oleh Allah adalah sebuah nikmat yang sangat besar bagi
manusia. Seandainya angin itu tidak diatur oleh Allah tentu tidak akan ada
kehidupan bagi manusia. Dunia hewan dan tumbuh-tumbuhan pun akan kacau balau.
Makanan akan rusak dan busuklah seluruh penjuru bumi.
B. Surah
Al-Hijr Ayat 22
22. Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (awan, tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan
hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya.
1. Penjelasan
Mufrodat
Kata
(لواقح)
lawaaqih adalah bentuk jamak dari kata (لاقح) laaqih yaitu unutk betina yang menampung (لقاح) liqaah. Kata liqaah berarti
air/sperma atau benih kelahiran anak yang dikandung jantan, baik binatang,
tumbuhan, atau manusia. Ini mengantar betina yang menampungnya melahirkan
anak. Boleh jadi, juga kata (لواقح) lawaaqih merupakan bentuk jamak dari kata (ملقح) mulqih, yakni jantan yang
membuahi betina.
2. Tafsir
Ayat
Menurut Syaikh Muhammad Ali
Ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya, dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan, angin mengawinkan mendung, lalu mendung menurunkan air dengan
deras dan angin mengawinkan pohon, lalu daun dan kelopak bunga terbuka. Angin
bagaikan pejantan bagi mendung dan pohon. Dan Kami turunkan hujan dari
langit, lalu Kami beri minum kalian dengan air itu, Kami turunkan dari
mendung air yang tawar dan Kami menjadikannya sebagai minuman kalian dan
minuman bumi serta ternak kalian. Dan sekali-kali bukanlah kalian yang
menyimpannya, kalian tidak mampu menyimpannya, Kami-lah yang mampu
menyimpannya untuk kalian dalam mata air, sumur dan sungai. Seandainya Kami
mau, tentu Kami menjadikannya meresap ke dalam bumi, sehingga kalian hancur
karena dahaga.
Menurut Prof. Quraish Shihab, ayat
ini menyatakan bahwa Allah SWT meniupkan angin untuk mengawinkan butir-butir
awan, maka dari hasil perkawinan itu, Allah SWT menurunkan hujan, dengan
demikian manusia dapat minum. Sekali-kali bukanlah manusia yang menjadi
penyimpan-penyimpannya, yakni kekuasaan menciptakan air hujan, mengelola
turunnya serta kadar air yang turun bukanlah berada dalam wewenang manusia.
Kekuasaan Allah yang disebut di atas membuktikan bahwa Allah benar-benar yang
menghidupkan makhluk dan mematikan mereka, dan Allah juga yang mewarisi segala
apa yang ditinggalkan oleh makhluk-makhluk yang pernah hidup.
Menurut Imam Jalaluddin Al-Mahalli
dan As-Suyuthi, dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengumpulkan awan, menggiring mendung sehingga
terkumpul lalu penuh dengan air, lalu Kami turunkan dari langit, dari
mendung itu, air, air hujan, kemudian Kami beri minum kalian dengan
air itu, dan sekali-kali bukanlah kalian yang menyimpannya, artinya,
bukanlah kalian yang menyimpannya dengan upaya tangan kalian.
C. Surah
Al-Furqan Ayat 48
48. Dia lah yang
meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.
1. Tafsir
Ayat
Menurut Syaikh Muhammad Ali
Ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya, Dia lah yang meniupkan angin (sebagai)
pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), Allah
melepaskan angin untuk memberi kabar gembira yaitu turunnya hujan, dan Kami
turunkan dari langit air yang amat bersih, Kami turunkan air yang suci
mensucikan untuk kalian minum dan kalian gunakan bersuci dari awan yang
dikumpulkan oleh angin.
Menurut Imam Asy-Syaukani, dan
Kami turunkan dari air langit yang amat bersih, maksudnya adalah dapat digunakan untuk bersuci, sebagaimana wadhu, sebagai sebutan untuk air yang digunakan untuk wudhu.
Menurut
Prof. Quraish Shihab, Dia, yakni
Tuhanmulah, yang mengirim angin, guna
menggiring awan, sebagai pembawa kabar gembira
sebelum, kedatangan, rahmat-Nya, yakni
sebelum turunnya hujan, dan Kami turunkan dari langit, yakni
dari udara, air yang sangat suci, yakni
amat bersih dan dapat digunakan untuk menyucikan.
Menurut
Prof. Quraish Shihab, ayat ini
menyatakan bahwa hanya Dia, bukan selain-Nya, yang mengirim angin, guna
menggiring awan sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya,
yakni sebelum datangnya hujan. Dan sambil menunjuk diri-Nya dengan kata Kami, ayat ini
melanjutkan bahwa, Kami turunkan dari langit, yakni dari udara, air yang amat
sangat bersih dan dapat digunakan untuk menyucikan diri.
D. Pokok
Kandungan Ayat (Angin ditinjau menurut Sains modern)
Para ilmuan memiliki pendapat yang berbeda-beda
tentang angin dalam kehidupan alam semesta. Dan pendapat tersebut antara lain:
Pertama, J. Yannev Ewusie menyatakan beberapa peran dan manfaat angin
khususnya dalam ekologi tropik. Menurut J. Yannev Ewusie komunitas tropika yang
berpengaruh terhadap struktur dan species komunitas tropika itu sendiri.
Misalnya angin kering yang berada dibeberapa bagian daerah tropika dan salah
satunya yaitu wilayah afrika barat.
J. Yannev Ewusie juga berpendapat bahwa kekayaan akan species pada beberapa
bagian habitat mungkin disebabkan arah tiupan angin atau arah arus air.
Kedua, Ir. Usman dan Ir.Warkoyo menyatakan bahwa angin merupakan gerak
massa udara relative terhadap permukaan bumi pada arah horizontal dari daerah
bertekanan udara tinggi kedaerah bertekanan udara rendah.
Menurut Sanjaya dalam kondisi tertentu
angin tidak memberikan akibat langsung pada pertumbuhan dan perkembangan
serangga. Baru pada kondisi angin yang kencang dapat berpengaruh pada proses
penguapan dan keadaan kelembaban udara secara tidak langsung memberi akibat
keseimbangan suhu tubuh maupun kadar air tubuh serangga. Pengaruh angin yang
paling penting adalah mempengaruhi pemencaran dan aktivitas serangga, terutama
serangga yang bertubuh kecil seperti kutu daun.
Pendapat Drs. Sumarito,Dipl.Ed dan Dra. Yundaru Nurantini Dua ilmuan ini
berpendapat bahwa angin merupakan salah satu factor perantara dalam reproduksi
generatif pada tumbuhan. Proses reproduksi generatif pada tumbuhan dengan angin
sebagai perantaranya disebut sebagai persarian Anemogami. Disamping itu juga
angin mempengaruhi proses transpirasi pada tumbuhan, proses ini dapat melalui
kutikula daun, sub stomata, dan inti sel pada batang.
Deskripsi Aritoteles tentang awan dan hujan yang dipengaruhi oleh angin
Aritoteles dengan buku ketiganya yang berjudul Meteorological Obsevation telah
mendeskripsikan lapisan udara bahwa ia adalah kawasan bersama api, udara dan
matahari adalah factor pokok dan pertama bagi terjadinya awan, karena proses
penguapan (Veperization) dan pengembunan (kondensasi)merupakan akibat dari
dekat atau jauhnya matahari dari bumi, inilah yang menyebabkan terjadinya awan.
Lebih lanjut Aritoteles menerangkan proses turunnya hujan. Hujan disebabkan
perginya udara panas dari udara yang naik ketempat yang lebih tinggi, maka menjadi
dinginlah uap air. Karena panasnya sudah pergi dan panasnya menjadi dingin maka
meneballah uap air kemudian menjadi air yang jatuh diatas permukaan bumi, dan
proses tersebut berputar mengikuti perjalanan matahari, ketika matahari
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (dari utara ke selatan menurut
garis edarnya), maka kadar basah (wetness) udara bertambah atau berkurang dan
titik air tersebut besar, maka dinamakan hujan.
Angin memiliki peran yang penting dalam proses transfer
serbuk sari pada tumbuhan yang tidak memiliki wangi, nektar, atau mahkota
berwarna-warni yang menarik serangga. Angin akan membantu menyebarkan serbuk
sari ke tampat-tempat yang jauh. Contohnya, serbuk sari dari pohon yang secara
alami dilengkapi kantong udara dapat ditransfer sejauh 800 km (meskipun butir
polern tersebut dapat kehilangan viabilitasnya) sebelum mencapai struktur
betina tumbuhan dan menyempurnakan penyerbukan angin adalah pinus, jelatang,
poplar, dan hazelnut.
New British Encyclopedia menyebutkan bahwa bunga-bunga
pada tanaman yang diserbuki dengan angin memiliki posisi yang tinggi pada
tanaman tersebut. ia juga dapat bergerak dengan muda saat tertiup angin,
sehingga serbuk sarinya dapat tersebar. Atau, kantong serbuk sarinya dapat
pecah saat terkena sinar matahari sehingga serbuk sarinya tersebar ke udara.
Dari pandangan di atas menurut hemat penulis, sementara
ini sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran terkait dengan adanya proses
pengawinan tumbuhan melalui angin.
Ayat-ayat Al-Quran tersebut juga secara rinci menjelaskan
mengenal pembentukan awan tertentu sehingga hujan dapat terjadi. Dalam ayat ini
ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Pada
waktu-waktu sebelumnya hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan yang diketahui
antara angin dan hujan, yaitu angin yang menggerakkan awan. Namun, peran
mengawinkan dari angin dalam pembentukan hujan kini telah ditunjukan oleh
penemuan ilmu meteorologi modern.
Gelembung udara yang sangat banyak jumlahnya terbentuk
akibat pembentukan buih di atas permukaan laut dan samudera. Ribuan partikel
kecil kemudian terlempar ke udara ketika gelembung-gelembung ini pecah.
Partikel-pertikel kecil ini dikenal sebagai aerosol. Aerosol ini kemudian
bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan terbawa ke lapisan
atas atmosfer. Kemudian angin membawa partikel-pertikel ini lebih tinggi dan
bertemu dengan uap air di sana. Uap air kemudian mengembun di sekitar
partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran
air ini mula-mula berkumpul membentuk awan, kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan.
Kita dapat melihat dari penjabaran di atas bahwa angin
mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di
bawanya dari laut yang disebut aerosol. Akhirnya angin yang membawa aerosol
membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini,
butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan
hujan pun tidak akan pernah terjadi.
Dari pandangan di atas menurut hemat penulis, sementara
ini sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran terkait dengan adanya proses
pengawinan awan melalui angin yang menimbulkan terjadinya hujan. Dan ini dalam
kajian surah Al-Furqan ayat 48 dinyatakan sebagai sebuah kabar gembira, yakni
dengan diturunkannya hujan melalui proses perkawinan angin yang membentuk awan
hujan.
E.
Hadits Terkait dan Pendapat Para
Mufassir
Imam Syafi’i mengatakan “Orang yang tidak aku sangsikan
pernah menyampaikan hadits kepadaku, katanya, Shafwan bin Sulaim pernah memberi
tahu kami, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jangan mencaci angin dan
berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.
Imam Syafi’i berkata, “Tidak sepantasnya seseorang
mencaci angin, karena angin merupakan makhluk Allah yang taat sekaligus sebagai
salah satu bala tentara-Nya yang bisa Dia jadikan sebagai Rahmat atau petaka,
kapan saja Dia kehendaki.
Orang yang terpercaya pernah menyampaikan hadits kepada
kami, dari Az-Zuhri, dari Tsabit bin Qais, dari Abu Hurairah dia bercerita, “Di
jalan menuju Mekah, angin pernah menerpa orang-orang, sementara Umar sedang
menunaikan haji. Lantas angin itu semakin bertambah kencang. Umar pun bertanya
kepada orang-orang disekitarnya, “Apa yang diberitahukan kepada kalian tentang
angin?” namun, mereka tidak menjawab apa-apa. Lalu aku diberitahu mengenai
kejadian itu oleh orang yang ditanya oleh Umar perihal angin. Akupun mengacu
kendaraan ku sampai akhirnya sampai akhirnya laku menjumpai Umar. Pada saat itu
aku berada dibelakang orang-orang. Akupun berseru, “Wahai Amirul Mu’minin, aku
diberitahu kalau engkau bertanya tentang angin, karena aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda,
الرِّيْحُ مِنْ رُوْحِ اللهِ تَأْتِيْ بِاالرَّحْمَةِ
وَتَأْتِيْ العَذَابَ, فَلَا تَسُبُّوْهَا وَاسْأَلُوْا الله مِنْ خَيْرِهَا وَعُوْذُوْابِااللهِ
مِنْ شَرِّهَا
Artinya:
Angin itu termasuk salah satu Ruh Allah. Dia bisa datang
dengan membawa Rahmat dan bisa juga membawa Azab. Oleh karena itu, janganlah
kalian mencacinya, dan mohonlah kebaikannya kepada Allah, dan berlindunglah
kepada Allah dari keburukannya.
اللهُمَّ
اجْعَلَهَا رَحْمَةً وَلاَ تَجْعَلْهَا عَذَابًا, اللهُمَّ اجْعَلْهَا رِيَاحًا
وَلَا تَجْعَلْهَا رِيْحًا
Artinya:
Ya
Allah, jadikanlah angin ini sebagai rahmat dan jangan jadikan ia sebagai azab.
Ya Allah, jadikanlah angin ini sebagai angin yang menyejukkan dan jangan
jadikan sebagai angin yang buruk.
F.
Manfaat Angin
1.
Manfaat (udara) Angin
Angin mempunyai peran yang penting
dalam proses terjadinya hujan. Al-Quran menyebutkan bahwa angin membawa awan
dan mengumpulkannya secara bertindih-tindih. Dan apa yang disebutkan Al-Quran
itu sesuai dengan ilmu pengetahuan. Berikut beberapa ayat Al-Quran yang
menerangkan peranan angin terhadap terjadinya hujan.
a.
Mengawinkan Tumbuhan
“Dan Kami telah meniupkan angin
untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu
Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Angin dapat membantu mengawinkan tumbuhan dengan cara penyerbukan. Misalnya
pada tumbuhan bunga sepatu, bila ada angin maka benang sari akan terbang dan
ada juga yang jatuh di kepala putik dan setelah itu terjadilah pembuahan dan
terbentuklah bakal biji yang kemudian akan menjadi individu atau tumbuhan baru.
- Menggerakkan Awan
Sehingga Menjadi Hujan
Angin adalah salah satu penyebab dari hujan karena anginlah yang membawa
awan kemudian awan-awan tersebut berkumpul dan terjadilah hujan.
Dalam beberapa ayat Al Qur’an
disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya, yaitu
:
Al-Hijr:22
“Dan Kami telah meniupkan angin
untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu
Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya”(Al-Hijr:22).
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah
angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan
yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan.
Al-A’raaf 7 : 57
“Dan Dialah yang meniupkan angin
sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga
apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang
tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami keluarkan dengan
sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”.
“Kami halau ke suatu daerah yang
tandus, lalu Kami turunkan hujan di daearah itu, Kami keluarkan dengan hujan
itu berbagai macam buah-buahan.”
Artinya, Kami giring awan itu untuk menghidupkan tanah yang tandus, yang tidak
ada tanaman ada tanaman dan pepohonannya, lalu Kami turunkan hujan di tempat
itu, sehingga berbagai macam buah-buahan tumbuh di sana.
“Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kalian mengambil pelajaran.”
Artinya, sebagaimana Kami telah menghidupkan tanah yang mati dan tandus dengan
air hujan, maka begitu pula Kami menghidupkan kembali orang yang sudah mati
dari kuburnya. Kami keluarkan mereka menjadi hidup kembali sebagaimana tanaman
yang tumbuh kembali. Hal ini dimaksudkan agar kalian mengingat kebesaran Allah
dan kekuasaan-Nya. Lalu kalian mengesakan dan bersyukur kepada-Nya tas segala
nikmat dan karunia-Nya.
Di dalam Al-Qur’an banyak disebutkan perumpamaan tentang dihidupkannya
orang mati, dengan bumi yang kering dan gersang, yang menjadi subur dan
hidup setelah terkena air hujan, sebagaimana firman-Nya.
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan
gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan
yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fushshilat: 39).
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan
bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian
benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (Ar-Rum: 50).
Kemudian rentenan ayat-ayat ini diakhiri dengan satu permisalan yang sangat
apik tentang orang Mukmin dan kafir, yang keduanya dimisalkan dengan tanah yang
subur, yang menumbuhkan tanaman yang rindang lagi menghijau, dan tanah tandus
yang tidak memberi manfaat apa pun.
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah;
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.”(Al-A’raf:58)
Dengan kata lain, tanah yang baik dan subur akan ditumbuhi tanaman yang
baik dan subur. Banyak manfaatnya dan juga ditanamami buah-buahan dengan seizin
Allah SWT dan kemudahan yang diberikan-Nya. Sementara suatu daerah yang
tanamannya buruk dan tandus, yang dipenuhi bebatuan yang licin, tidak akan
menumbuhkan tanaman yang kecuali hanya sedikit dan tak ada artinya apa-apa
serta sulit digarap. Karena itu merupakan tanh yang memang tidak layak
ditanami.
Yang demikian itu merupakan perumpamaan bagi orang Mukmin dan Kafir. Orang
Mukmin seperti tanah yang subur, sedangkan orang kafir seperti tanah ynag
tandus dan gersang. Yang keras tanahnya, tidak layak ditanami yang hanya sesuai
dijadikan tempat persembunyian jenis serangga. Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma
berkata, “ Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah bagi orang Mukmin dan
kafir. Orang Mukmin adalah sosok yang bagus dan amalnya bagus. Seperti tanah
yang bagus dan buah-buahannya pun bagus pula. Adapun orang kafir merupakan
sosok yang buruk dan amalnya buruk pula, seperti tanah yang tandus, tidak
memberi manfaat apa pun”.
Al-Furqaan 25 : 48
“Dialah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih,”
An Naml 27 : 63
“Atau siapakah yang memimpin kamu
dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan
angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping
Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan
(dengan-Nya)”.
Ar Ruum 30 : 46
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan
untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat
berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya;
mudah-mudahn kamu bersyukur”.
c.
Prasana Transportasi
“Dialah Tuhan yang menjadikan
kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu
berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang
ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya,
datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,
dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa
kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka
berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini,
pastilah Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".(QS.Yunus : 22).
Sudah sejak lama manusia memanfaatkan angin untuk membantu proses
transportasi. Manusia mengenal perahu layar sebagai alat transportasi air yang
mengandalkan aliran angin sebagai penggerak perahu yang tak bermesin itu.
Selain itu pada penerbangan, arah angin sangat menentukan keselamatan
penerbangan. Maka dari itu di setiap bandara selalu ada alat penentu arah dan
kecepatan angin.