Thursday, February 21, 2019

TAFSIR AL-ALUSI dan Biografinya



TAFSIR AL-ALUSI
  A.  Biografi Imam al-Alusi 
   Al- Alusi adalah sosok yang amat alim al-muhaqqiq. Syihabuddin Sayyid Mahmud al-Alusi, al-Baghdadi Mufti Baghdad. Tempat kelahirannya di kota Karh dekat Baghdad 1207 H.
         Ia mendapat  Ilmu dari para ulama yang mumpuni, dibawah  bimbingan ayahnya sendiri. Ia termasuk ulama besar ia juga belajar dari Syekh Khalid Naqsabandi. Semangatnyaq dalam menuntut Ilmu dan karunia yang diberikan Allah dari kemampuan menyerap Ilmunya, kemampuan pemahamannya, demikian juga kiatnya dalam menambah Ilmu termasuk perangkat yang menjadikannya seperti bumi yang subur yang layak untuk pertumbuhan. Dengan demikian, ia membuahkan Ilmu yang indah yang menjadikan Syekh bagian dari Ulama Irak dan pemilik Tafsir Jami al-Kabir.      
          Semangat keilmuannya yang luas berawal ketika ia berumur sekitar 13 tahun. Ia belajar dibeberapa Madrasah. Ia bersemangat dalam menyampaikan Ilmu sebagaimana ia juga bersemangat dalam menghimpunnya. Ia juga memberi spirit kepada para penuntut Ilmu dan membantu sekuatnya. Ia memberikan apa saja kepada mereka yang mampu diberikan seperti perantara kehidupan dan tuntutannya, agar berkonsentrasi pada penelitian dan pengkajian. 
          Imam al-Alusi banyak sekali berhubungan dengan kedudukan-kedudukan keilmuan, dan pekerjaan yang ada kaitannya dengan bidang keagamaan. Dia menjadi Mufti Mazhab Hanafi pada 1246 H. Sebelumnya dia memegang waqaf sekolah Marjaniah, lalu ia berhenti di bulan Sawal Tahun 1663 H setelah menyusun Tafsirnya hingga menyempurnakannya. Kemudian ia mengembara kekota Konstatntinopel pada 1267 H. Disana ia mengajukan Tafsirnya kepada Abdul Majid Khon, maka raja amat mengagumi dan merestuinya.[1] 
              Al-alusi mempunyai keistimewaan yaitu kemampuan cepat memahami, kuat hapalannya hingga ia mengutarakan sendiri dan bersyukur seraya berkata “Aku tuidak berjanji apapun pada hati ku lalu aku menghiyanatinya, dan aku tidak pernah mengajak fikiran ku kepermasalahan yang sulit kecuali aku menganggapinya.” Dia sungguh-sungguh dalam menghqasilkan Ilmu, tidak peduli musibah yang menimpanya dalam menempuhnya. Ia memiliki Moto yang amat populer : Begadang ku untuk Menghasilkan Ilmu ringan bagiku, untuk bertemu dengan yang Maha Kaya dan Indahnya pelukan-Nya.
 B.  Karya-karya Tafsirnya 
    Al-Alusi rahimahullah meninggalkan banyak karya yang berfaidah terutama Tafsirnya yang amat populer, diantaranya adalah, Hasyiah Alal Katar dibidang Nahwu, Ukallimuha Ilamaudiil hal, Syarh al-Muslim Fil mantiq, al-Ajwibah al-Irakiyah anil asilatil lahuriyah, al-Ajwibah al-Irakiyah ‘aqnil Asilatil Iraniyah, dan lainnya.
           Al-Alusi rahimahullah wafat pada hari Jum’at tanggal 25 Dzul Qa’idah 1270 H. Ia dimakamkan bersama keluarganya dipemakaman Syekh al-Karkhi, semoga Allah mengasihinya dan semoga bermanfaat Ilmunya.[2]
 C.  Metodelogi Tafsirnya 
    Al-Alusi memberi muqaddimah kitabnya dengan frame yang penting: mengenalkan metodeloginya, membatasi kronologi penusunannya, menggambarkan sebagian fenomena hidupnya, dan dari sisi kepribadiannya. Setelah memuji Allah ia berkata, amma ba’du  maka ia si hina dina berkata, yang bertumpuk dosa, orang yang paling fakir akan keagungan-Nya. Pengajar istana sultonah al-Aliyah mufti negeri Baghdad yang terlindung, Abu Tsana Syihabuddin as-Sayyid Mahmud al-Alusi, Al Baghdadi semoga Allah mengampuninya.
           Seungguhnya walaupun dasar-dasarnya telah dijelaskan, bab-baabnya telah ada di Barat dan di Timur, keadaannya berbeda-beda, tetapi sebenarnya ia mat penting. Kemudian ia menjelaskan bahwa derajat paling tinggi, dan paling mahal nilainya adalah ilmu tafsir, yaitu orang yang membahas dari apa yang dikehendaki Allah dalam firman-Nya yang mulia; yang tidak datang kebatilan padanya, baik dari depan ataupun dari belakang.. yang turun dari hadirat Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.[3]

[1] Abd Halim Mahmud, Metodologi Tafsir, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), hal.204
[2]Ibid, hal.205
[3]Ibid, hal.206

No comments:

Post a Comment